mahasiswa sebagai intelektual organik yang menjadikan kampus sebagai laboratorium ilmiah pencetak masyarakat yang berbudi pekerti senantiasa menghadirkan kondisi kampus yang ilmiah dan dipenuhi dgn aktivitas kekaryaan sebagai ajang aktualisasi diri terhadap potensi yang dimiliki. berbagai kegiatan dilakukan oleh mahasiswa utamanya yang sering digelari sebagai aktivis mahasiswa, mulai dari diskusi-diskusi alas koran sampai seminar dan pertemuan akbar yang dilakukan dihotel-hotel berbintang. dalam mengaktualkan potensi kampus telah menghadirkan situasi dimana dialektika kemahasiswaan bisa berlangsung termasuk mempelajari bagaimana menjadi seorang pemimpin dan bermasyarakat salah satunya dengan hadirnya pesta demokrasi kemahasiswaan.
momen pesta demokrasi dikalangan aktivis (Katanya) Lembaga Kemahasiswaan menjadi momen tersendiri bagi mereka. mulai dari mempertunjukkan kualitas wacana sampai dengan menunjukkan kuantitas massa yang mereka miliki. pesta demokrasi hadir dengan tujuan membelajarkan mahasiswa akan identitas sebagai mahasiswa dan meretas perbedaan yang hadir agar terjadi sinergitas gerakan yang massiv dalam menangkal issu-issu yang dapat mengancam keutuhan kebenaran.
akan tetapi momentum pesta demokrasi (Pemilihan Ketua/Pressiden mahasiswa) sudah terjadi degradasi nilai. dimana orang tidak berbicara lagi bagaimana agar kita dapat meretas perbedaan dan bersatu dalam berkarya akan tetapi yang mereka fikirkan hanyalah menduduki kursi empuk nan elitis. sehingga kita tidak bisa memungkiri bahwa banyak hari ini gerakan-gerakan mahasiswa hanya terkesan sporadis dan nampak tidak adanya persatuan diantara mereka. mereka sudah melupakan persatuan!!! bendera lembaga eksternal kampus dijadikan tameng perebutan kekuasaan di lembaga internal. kondisi mahasiswa hari ini memang sudah sangat kritis dititik nadir. mungkinkah hal ini kita retas??? hanya dengan mengintrospeksi diri sendiri dan tidak melakukan hal demikian mungkin bisa meminimalisir perbedaan-perbedaan yang hadir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar